Jumat, 02 Mei 2014

MERISAU



MERISAU

Kindahan itu menyeruak dari kesunyian dan aku terhenyak, akal bebalku tak bisa ungkap kejelasan itu. Kata akal pada mata dan telinga: siapa yang datang bersama kepulan asap dan suara kuda menderap. Tolong jabar rahasianya padaku!

Dimula kedatangannya, dia bak raja berwibawa dengan kereta kencana dan kuda-kuda gagahnya. Anehnya mata di masih terpejam dan telinga tersumbat. Lebih aneh saat dia mau membuka, ada debu yang dibiarkan bertabur dimata, ada gemerincing diabai yang gaduhkan telinga. Mata dan telinga berjalan mengendap merayap dan terkapar menyerah.

Kata mata dan telinga pada akal: Aku tak berdaya. Dia terlampau perkasa tuk kutundukkan. Kusunyikan mata dan telinga dari keinginan diri. Kukosongkan lidah dari perkataan yang meninggikan diri.

Kata kindahan:  Begitulah sebaiknya. Akalmu tak mampu melukis rahasiaku lewat pandangan matamu. Aku sedang menuju hatimu biarkan dia terbuka. Aku akan bermukim di sana. Dari sana aku akan mendudukkan pemahaman pada akalmu dan kunyatakan rahasiaku pada prilakumu meski hanya sedikit yang tertampung. Biarkan orang terkagum dengan sesuatu yang bernyata dalam tingkahmu bukan oleh lidah yang mengungkap. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar