Minggu, 03 Agustus 2014

BERKACA PADA CERMIN SANG PEMBERANI

BERKACA PADA CERMIN SANG PEMBERANI

Kubisikan kerinduan dan pengharapan  dalam altar sepiku
takut kecintaan dilantun lantangkan terdengar para pembenci
karna cinta bukan sekedar ucap tapi tuntut bukti
karna cintapun bukan sekedar isi tanpa gelas

serupa gunung dia wadahi tumpukn batu
serupa lautan dia kumpulkan jutaan air
cinta pun perlu diuji dibakar dalam tungku api  menyala
hingga terlihat cinta emas atau cinta palsu    

aku yang penakut b
ersiasat bukanlah dusta bila sembunyikan kebenaran ini
percayalah, engko tak mampu hadapi para penentangmu
dibutuhkn bukan sekedar pedang tak terasah
tapi pedang tajam berkilat yang silaukn mata  

bukan hanya penolong yang bisa nasehatimu
tapi lebih yang siap jadi tameng pelindungmu
bukan hanya sahabat yang setia mendukung
tapi rela mati demi tegakkannya
   
kata sang pemberani”:  tidak aku bahkan akan perdengarkan pada setiap telinga
akan ku perlihatkan pada semua mata
takkan terbungkam demi wartakannya
bahkn siap tertebas bahkan terpenggal demi perjuangkannya   

aku b
erkaca pada cerminku bisakah aku menirumu ...
aku selalu pintar bersiasat menghindar mencari pembenaran atas ketidakbersediaan
ah...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar