Selasa, 29 Juli 2014

MERESAH

MERESAH

Entah mengapa aku masih pandanginya penuh nafsu
mengumpulkannya penuh gairah
dan menyimpan dalam hati sebagai berhala yang dipuja   

sungguh dunia benda adalah surat cinta yang hanya ditujukan kepada mata saja 
berulang dia kirimkan berulang pula jiwa bebalku masukan kehati
sayang aku bukan pembaca yang baik   

dan kini dia hadir lagi dihadapku, kali ini aku berjanji akan mengalahkanya
tapi saying, mataku masih menatap dengan tatapan penuh nafsu
menelanjanginya dengan tatapan penuh birahi     

tuhanku, bantu aku melepas berhala itu dari hatiku
miringkan tempayanku dan tuang sampai tak bersisa
atau kosong nilainya dari wujudnya sebelum masuk ke tempayanku


Minggu, 27 Juli 2014

MERESAH

MERESAH

Ramadhan dan `iedul fitri, Antara ada dan tiada
Ramadhan dan `iedul fitri, antara njaba dan njero

Bagaimana  tidak bergembira dengan datangnya `iedul fitri
Bagaimana  tidak bersedih dengan ditinggalkan ramadhan

Bagaimana  tidak bergembira dengan yang ditampakkan `iedul fitri

Bagaimana tidak bersedih dengan apa yang disembunyikan ramadhan dan belum terwadahi

Kamis, 24 Juli 2014

MERAGU


MERAGU

Jikalau mendatangi tempat ibadah tak lagi ditemukan kedamaian dan keteduhan
Kemana lagi para penujuNya melabuhkan tempat menujunya
Jikalau dengan berdo`a tak lagi ditemukan janji dan pengharapan
Kemana lagi para peminta dan pengharap menyandarkan permintaan dan pengharapannya

Jikalau berdekatan dengan taman kindahan, keharuman berbunga belum tercium
Lalu siapa yang layak dipersalahkan
Jikalau sudah di dalam taman, lalu kindahan berbunga tak terlihat
Lalu siapa yang pantas dipersalahkan


Rabu, 23 Juli 2014


MERISAU

Siapa merampas dan menawan kedalaman makna dari kata dan kalimat
 hingga bukan hanya diperlukan kemahiran berenang sekaligus keulungan menyelam

lalu siapa dia yang telah membebaskan dari tawanan kejamnya
hingga makna menyingkap dirinya sendiri, membuka rahasianya sendiri...

katanya: merasai apa yang ada di baliknya adalah upaya membuka tirai yang menghijab
dan tirai yang hendak disingkap adalah pengetahuan yang ada pada rasa di hati.

Kata guru: Ada pengetahuan tanpa dinyatakan  huruf dan kalimat
namun dia dapat menembus semua ketinggian arti dan kedalaman makna
 Dan saat dirimu terlepas dari akatan kuatnyanya

akan menghidupkan pengetahuan yang ada pada rasa di hati.

Senin, 21 Juli 2014

MERESAH

MERESAH

Tadinya hanya riak-riak kecil yang meriak di kepala. Karna mengabai dan melalai, riak itu berubah menjadi ombak yang bergulung. Bergulung dan memecah kesunyian.

Menanggapi itu, batinku teriak: Dimana sang keberadaan duhai ketiadaan. Jangan sembunyikan dari pandangan dan pendengaranku.

Kata ketiadaan: Bukan aku yang sembunyikan Dia darimu, tapi pandangan dan pendengaranmu sendiri yang sembunyikan. Dia sungguh bernyata. Diapun rindu tuk dikenali.

Batinku teriak: Lalu penghalang apa yang menghalangiku dariNya...?


Kata ketiadaan: Bertanyalah pada bapak rohanimu...

RAHASIA HIDUP...?


RAHASIA HIDUP...?

Kemana rahasia hidup layak dipertanyakan? Kepada siibisukah di saat si mengerti bernyaman berdiam dan mengikat lidahnya.

Kepada sibutakah atau situlikah di saat sipemilik penglihatan dan pendengaran tertirai oleh pandangan dan pendengarannya.
Jika semua tak layak, kemana lagi tanya ini menemu jawabnya...

Kata sibijak: Kehidupan bersembunyi dan bersunyi dalam kematian. Singkap rahasia kehidupan dengan ungkap misteri kematian.


Kataku: Ah...retorika lagi tuan guru...

Sabtu, 19 Juli 2014

MERINDU

MERINDU

Ingin kupeluk sang waktu dengan sepenuh pelukan kemudian berharap terbakar hasrat diri dengan tidak melepasnya. Sayang, wujudmu tlah berlalu pergi, sisakan bayangnya memanjang menuju mentari.

Dan aku takut terluka lagi. Sebagaimana yang lalu, saat terpisah darinya meski sejengkal, aku serupa silalai yang mengabai, sitertipu yang rakus dan siterpedaya yang berdaya.


Kini,aku menyendiri di sudut kesepian. Menantinya di batas penantian. Merinduinya...

MERESAH


MERESAH

Ada apa dengan masa depan? Kenapa begitu menyenangi datangnya? Lalu ada apa dengan harapan? Apakah tuhan tempat muara jual beli harapan? Sebegitu naifkah Dia?

Pun ada apa dengan masa lalu? Kenapa begitu bermuram? Lalu ada apa di balik ketakutan hingga jatuh kejurang putus asa? Apakah tuhan tempat muara jual beli ketakutan?


Lalu ada apa dengan yang di sebut masa kini? Keabadiankah? Keberkekalankah?

Jumat, 18 Juli 2014

PANGGILAN JIHAD 3


PANGGILAN JIHAD 3

Duhai pemuda palestin...ladang jihad ada di suatu tempat. Tempat yang engkau nanti telah terhampar luas terpandang. Tunggu apa lagi, saatnya menanam benih kerinduan.

Duhai pemuda palestin...saat jihad ada di suatu waktu. Waktu yang engkau tuju telah menanti dalam batas penantian. Tunggu apa lagi, saatnya menderapkan langkah.


Buktikan apa yang engkau nyatakan lewat ucapan tentang nyanyian merdu kerinduan berkepanjangan dan cinta mendesak itu. HIDUP MULIA ATAU MATI SYAHID adalah harga mati. kami sudah bosan di tipu atas kata-kata manis yang memperdayai.

PANGGILAN JIHAD 2

PANGGILAN JIHAD 2

Duhai pemuda palestin...engkaulah pemetik setangkai mawar dari salah satu taman baginda nabi. Apaun mawar yang engkau petik, percayalah, setangkai mawarmu pasti terpandang indah.

Lalu kenapa keharumanmu begitu cepat berlalu, berlalu di terbang angin mengganas... dari sini aku melihat dimana engkau berada saat kebiadaban dan kebrutalan terjadi...


Duhai pemuda palestin, jangan biarkan kami menyangka bahwa mawar yang engkau petik tidaklah semerbak tidaklah rupawan. Buktikan pada jejiwa yang ingin berdekat dengan taman sang baginda nabi bahwa harumnya begitu mempesona dan indahnya begitu menawan.

Kamis, 17 Juli 2014

PANGGILAN JIHAD


PANGGILAN JIHAD

Duhai pemuda palestin, aku melihat dari sini melalui penglihatanmu... bukan hanya tentang puing yang terserak tapi tentang kemanusiaan yang dikerdilkan, sekian nilai yang di injak, kebrutalan dan kebiadaban...

Duhai pemuda palestin, aku mendengar dari sini melalui pendengaranmu...tentang jerit kesedihan,  ratap kepiluan dan sekian ketakberdayaan dan kepasrahan.

Dari sini mata kami berbulir, darah kami mendidih... karna kami yang disini serupa engkau yang di sana. Kiita adalah satu tanpa berbeda tanpa berpisah.

Duhai pemuda palestin, jangan lagi sembunyi di balik punggung ibumu atau berpikir di ruang kehampaan, saatnya teriak lantang sekeras auman singa di rimba dan kokohkan kaki sekuat gunung batu...pilihan hanya dua HIDUP MULIA ATAU MATI SYAHID...


Rabu, 16 Juli 2014

TERIMAKASIH IZRAELKU


TERIMAKASIH IZRAELKU

Aku menyapamu dari dalam dirimu, duhai israilku. Menyapamu dari keliaran pikirmu dan kelaparan mendesakmu akan permintaan ego yang hendak di perturutkan.

Lupakah engkau bahwa aku, engkau dan mereka/palestin adalah makhluk yang sama yang sedang berjuang untuk memanusiakan dirinya agar tak terjatuh menjadi sihewan berkaki empat yang buas atau hewan berkaki dua yang pengecut.

Lupakah engkau dengan lagu yang senantiasa kudendangkan di telinga jiwamu tentang siapa kita dan darimana kita bermula. Mestikah aku mengulangnya kembali bahwa kita adalah makhluk spiritual yang mengalami pengalaman manusiawi. Kita adalah makhluk cahaya yang bertugas merampas sesiapa yang tertawan dalam penjara kegelapan.

Tak mungkin engkau terlupa akan hal ini lalu kedzoliman apa yang menimpamu bahwa kebenaran putihmu adalah pembenaran merah mereka dalam hakekat. Mereka kian dekat dengan cita-citanya menjadi SYUHADA dan tuhan sungguh memuliakan para zahidnya.

Mereka tak perlu pembela apalagi pembelaan karna kebenaran akan menemukan jalannya tuk mengungkap. Tuhan sendiri yang akan menolongnya dan maha benar janjinya.

Terimakasih tuk israelku MEMUDAHKAN PARA ZAHID menemulan jalan...           


SEBONGKAH HARAP


SEBONGKAH HARAP

Duhai mam, jangan bersedih. Dia belum mengubah keadaan kita karna Dia ingin mengubah hati kita. Dia ingin meremukkan hati kita yang sekeras batu. Dia ingin meluaskan seluas samudra hingga semua tumpahan air dapat tertampung. Dia ingin meninggikan setinggi gunung hingga tumpukkan batu dapat terwadahi.

Duhai mam, hati adalah dataran tertinggi tempat jiwa memandang yang dengannya jiwa dapat melihat di balik semua pertanda dan kejadian, bukan mata dikepala.

Sering-seringlah mendatangi tempat itu karna apa-apa yang berasal dari sana adalah kebenaran meski akal di kepala dan kenyataan di kehidupan sungguh keras menolaknya. Tak usah membela karna dia tak perlu pembela. Biarkan dia menemukan jalannya sendiri tuk bernyata.


Memahami pertanda mengetahui yang di tanda. Mengetahui yang di tanda mengerti sipembuat tanda.

Senin, 14 Juli 2014

MERINDU


MERINDU

Duhai guru, aku mendatangimu dengan segenap rindu mendesak. Aku butuh penerangmu, agar nuraniku bermandikan cahaya.

Kata guru: Aku telah membuang-buang cahaya. Jika engkau mau pungut dia, dimana dia terjatuh. Ambil dia, dimana dia terserak.

Dengan merangkak, kuwadahi dia dengan nampan hatiku. Sayang, hanya sedebu yang mampu kupungut. Selebihnya, kegelapan telah menawanku.

Kata guru: Bukankah telah berulang ku dendangkan di sanubarimu, aku telah merampasmu dari tawanannya. Dan kemudian telah kucipta engkau menjadi ksatria cahaya. Lalu kedzoliman apa yang memperdayaimu, hingga engkau tak mempercayainya?


TELUSUR DIA DARI MANA BERMULA


TELUSUR DIA DARI MANA BERMULA

Duhai putriku, aku mendekapmu dari kemustahilan yang dinyatakan oleh akal pikiranmu dan dari ketidakmungkinan yang dinyatakan oleh kenyataan pandanganmu.

 Tak ada yang mustahil dan semua menjadi mungkin, jika engkau berkarib dengan apa-apa yang di dengar dari suara hatimu. Heningkan dirimu! Dengarkan Dia!

Tapi... ah kenapa tak mengerti juga. Saat engkau menjadi Tuhan dalam pikiran dan nyatamu, rasa itu mendindingmu dari hatimu. SuaraNya tak akan terdengar meski engkau berupaya tuk mendengar.


Kata guru: Jejak tuhan akan terlihat dari sana. Telusur dia darimana dia bermula. Masihkah meragu?