DENGAN MERABA ANGIN, PARA PENABUR
AKAN TAHU ARAH MATA ANGIN
Duhai putriku, kenapa terus menengok
ke belakang? Kenapa bersedih atas nasi yang telah menjadi bubur? Kenapa
menangisi kayu yang telah menjadi debu?
Duhai putriku, jangan menengok ke
belakang lagi. Saat ini telah menanti. Tak ada jaminan engkau tak akan
mengulang kesalahan yang lalu.
Hanya dengan melihat mendung, petani
akan tahu kapan berhujan. Hanya dengan meraba angin, penabur benih akan mengerti arah angin.
Hanya dengan belajar dari masa lalu, engkau akan memperbaiki saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar