Jumat, 13 Juni 2014

MENYEPI DI SUDUT TAFAKUR


MENYEPI DI SUDUT TAFAKUR

Saat keharuman menyentuh penciumanmu, itu pertanda kebusukan yang hendak engkau tinggalkan semakin menjauh. Jarak yang merintang semakin terlipat. Waktu yang membatas semakin berdekat.

Ya, hanya butuh sejengkal dari jarakmu engkau akan melihat wajah keharuman yang dinanti itu. Ya, hanya sesaat lagi dari waktumu, engkau akan mendatangi tempat menujumu. Bersabarlah sebentar.

Lalu, kenapa masih bersedih serupa daun-daun jatuh berguguran dan menyepi di sudut tafakur? Masihkah ingkari penciumanmu sendiri?


Kata guru: Jangan serupa sibuta yang telah mencium wewangian kemudian menyangka tak ada wujud di balik wewangian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar