MENYEPI DI SUDUT
TAFAKUR
Saat keharuman
menyentuh penciumanmu, itu pertanda kebusukan yang hendak engkau tinggalkan
semakin menjauh. Jarak yang merintang semakin terlipat. Waktu yang membatas
semakin berdekat.
Ya, hanya butuh
sejengkal dari jarakmu engkau akan melihat wajah keharuman yang dinanti itu. Ya,
hanya sesaat lagi dari waktumu, engkau akan mendatangi tempat menujumu. Bersabarlah
sebentar.
Lalu, kenapa masih bersedih
serupa daun-daun jatuh berguguran dan menyepi di sudut tafakur? Masihkah ingkari
penciumanmu sendiri?
Kata guru: Jangan serupa
sibuta yang telah mencium wewangian kemudian menyangka tak ada wujud di balik
wewangian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar