Jumat, 02 Januari 2015

BUKANKAH JELAGA HITAM YANG BURAMKAN CERMIN TERLAMPO JELAS MENAMPAK

BUKANKAH JELAGA HITAM YANG BURAMKAN CERMIN TERLAMPO JELAS MENAMPAK
Aku berhenti menilai tentang rupa di balik wajah, pikiran dalam kepala atau rasa apa yang tersimpan rapi di cermin hati. Pisauku terlalu tumpul tak mampu menusuk dan mengorek jantungnya. Mungkin hanya bisa menguliti kulitnya, terbayang duhai perihnya... atau memburai ususnya, duhai sungguh menjijikkan... blatikupun lama berkarat, andai dipaksakan juga pasti tinggalkan luka menganga.
Percayalah...sudah kupotong lidah dan kujahit mulutku, tentang aroma busuk yang telah tercium sampai hidung tak pekaku yang disembunyikan di balik wangi semerbak, meski aku tak berusaha mengendusnya, tentang pandangan tak sedap bahkan menjijikkan yang tersimpan rapat di balik kindahan yang kagumlan tiap mata,...ya meki nalarku cukup bisa merangkai potongan teka-teki tuk dirangkai menjawab tentang apa yang di tunjuk...
Tapi sudahlah.. kucukupkan menilai saat kindahan jiwakulah yang lebih penting..smestinya aku bersibuk berkaca dan berkaca, bukankah jelaga hitam yang buramkan cermin terlampo jelas menampak...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar