Selasa, 20 Januari 2015

: Engkau hanya butiran debu.

 Engkau hanya butiran debu.



:Ingin kumasuki kosmos kehidupan besar itu, jiwaku merindu keluar dari chaosku, keluar dari ego yang merebahkan diri pada pandangan, keluar dari nafsu yang berlabuh pada kejernihan hati.
Menanggapi kerinduan itu, batinku teriak: Berdiriku memanifestasi anasir api didalam diri, ruku`ku memanifestasi anasir angin di dalam diri, sujudku memanifestasi anasir air di dalam diri, dudukku memanifestasi anasir tanah di dalam diri.
Kata kosmos: Kalian saling bertentang, angin menyalakan api, api membakar tanah dan air memadamkan api. Meleburlah...!
Saat elemen tertunduk dan saling merendah, tersatulah yang bersinar dan yang di sinar. Terciptalah pelangi. Dan jiwa tertawa serupa mawar menebar kindahan dan serupa melati menebar semerbak mewangi.
Tapi saat salam berakhir, misteri tentang yang tersatukan menutup tirai kembali dan aku berjalan pada semua jalan, mengetuk pada setiap pintu, hanya beroleh jawab: Engkau hanya butiran debu.
  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar