Selasa, 20 Januari 2015

HASRAT MENCINTA

HASRAT MENCINTA
Telinga daun mulai samar mendengar ungkap cinta tanpa kata yang di ucap rinai hujan atau derai angin semilir.Baginya, mereka adalah para pembencinya. Hujan membuat menggigil kedinginan dan angin menjatuhkannya ketanah.
Kata mereka: Kenapa tiada mampu mengurai dan menjabar cinta yang kumaksud duhai kekasih... ungkap cintaku hanyalah sekelumit dari mampu lidahku dan sebatas bebal akal melukisnya. Keseluruhannya tersembunyi dalam mahligai hati. Aku pecintamu.
Kata daun mengaduh: nilai cinta bukanlah sebatas yang didengar telinga tapi lebih pada pemahaman terang dalam mengetahui maksud dan rasa yang terbit dalam merasakan tujuan kecintaan.
Kata mereka: Cukuplah aku yang mengenal kandungan cintaku dan biarkan hanya hatimu yang mampu menampungnya meski akalmu tak mampu melukisnya.
Kata daun: Hatiku belum mampu menjadi wadahmu. Hatiku belum bisa mewadahi cinta beserta kindahan yang engkau maksud. Lalu dengan apa cintamu dapat terwadahi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar