Sabtu, 29 Maret 2014

HENTIKAN CEMBURUMU! TELAH TERCIUM AROMA SAKIT HATIMU

HENTIKAN CEMBURUMU! TELAH TERCIUM AROMA SAKIT HATIMU

Saat dinding imanensi jebol oleh derasnya keterasingan yang menghempas rindu dikenal oleh kencangnya ketersembunyian yang ingin bernyata padahal sungguh kuat tangan perkasanya meliputinya 

pantaskah bunga bakung liar dari lembah menghias vas bunga disebelah ranjangnya padahal bunga mawar nan rupawan dan bunga melati nan semerbak tumbuh ditaman bunga sangat layak dipetiknya

kata bunga ditaman:  kurasa engkau salah tempat Kembalilah ketempatmu semula kekenyamanan istanamu dimana kenikmatan telah biasa terkecap dan kepastian yang tanpa meraba lagi   

kata bunga bakung: tempat tujuan masih jauh perjalanan masih pamjang aku tak akan berhenti ditempat ini
  
kata angin semilir hentikan cemburumu duhai bunga ditaman telah tercium aroma sakit hatimu harusnya pergumulanmu membentuk karaktermu dan untuk bunga bakung teruslah berjalan tak ada kata berhenti lewati dinding imanensi yang jebol dengan diam


Jumat, 28 Maret 2014

DISINI ADA KENYAMANAN TAPI JIWAKU MERANA

DISINI ADA KENYAMANAN TAPI JIWAKU MERANA

Aku mendengar burung dalam sangkar merintih lepaskan aku dari sangkarmu tuan disini ada kemewahan tapi hatiku sakit disini ada kenyamanan tapi jiwaku merana aku terpasung jiwaku terpenjara   
  
tuan mampukah tuan pulihkan sakitku dengan obatmu mampukah tuan segarkan jiwaku dengan  apelmu
   
mungkin diluar sana tak janjikan apapun selain keramaian pekakkan telinga ditengah riuh gaduh para penghuninya tak ada keheningan 

 mungkin pula disana tak ada kepastian yang pasti  hanya ketidakpastian yang akan menyiksa tapi harga dari semua itu setimpal dengan kebebesanku kemerdekaan yang terampas


TUHAN BANTU AKU MELEPAS BERHALA ITU DARI HATIKU

TUHAN BANTU AKU MELEPAS BERHALA ITU DARI HATIKU

Entah mengapa aku masih pandanginya penuh nafsu mengumpulkanya penuh gairah dan menyimpan dalam hati sebagai berhala yang dipuja   

 sungguh dunia benda adalah surat cinta yang hanya ditujukan kepada mata saja  berulang dia kirimkan berulang pula jiwa bebalku masukan kehati sayang aku bukan pembaca yang baik   

 dan kini dia hadir lagi dihadapku kali ini aku berjanji akan mengalahkanya tapi sayang mataku masih menatap dengan tatapan penuh nafsu menelanjanginya dengan tatapan penuh birahi     

tuhanku bantu aku melepas berhala itu dari hatiku kosongkan nilainya dari wujudnya


SAMPAH MESTI DIHADIRKAN SEBAGAI LAWAN KINDAHAN YANG TAK TERSENTUH

SAMPAH MESTI DIHADIRKAN SEBAGAI LAWAN KINDAHAN YANG TAK TERSENTUH

Muakku pada sampah yamg menjijikkan dan tak berdayaku membuangnya dari kepala dan hati memaksa kagumi sampah yang terapung disungai-sungai... yang terserak  dijalan-jalan... yang sembunyi dikantor-kantor..yang merahasia dikantong-kantong...

  Demi kejelasan sampah yang diperangi dan dilaknat perlukah dia dinyatakan hingga mata melihat dan  tangan merabanya    

angin semilir berbisik sampah mesti dihadirkan demi menyatakan kindahan yg tak tersentuh kesucian yang tak teraba mengertilah keberartian semakin meningkat seiring penyelaman akan samudra kemuakan dan keterjijikan  kian mendalam


ENGKAU YANG TERINDAH DARI YANG TERINDAH

ENGKAU YANG TERINDAH DARI YANG TERINDAH

Aneh sungguh aneh, saat dunia bentuk yang begitu meraja dan jiwa tak berdayaku melawan tiraninya tiba-tiba nilainya lenyap dari pandangan betul-betul musnah kilaunya dan sirna jeratnya  

 kini muncul kecantikan dari ketersembunyian yang malu-malu kurindui muncul keindahan dari kesenyapan yang malu-malu kukagumi

dan aku mulai merayunya: banyak kilau permata diduniaku tapi engkau beda banyak bunga mawar ditaman bungaku tapi engkau yang terindah dari terindah walau engkau cuma bunga bakung dari semak belukar 

   katamu: aku telah lelah menunggumu bawa aku dalam peraduanmu tarik aku dalam pelukmu akankah perbendaharaanku yang kusembunyikan tak aku bukakan untukmu sebagai ganti apa yang telah kau kosongkan nilainya   

saatnya penyatuan sekarang


AKU SEJIWA BUDAK

AKU SEJIWA BUDAK

Aku sejiwa budak bak katak dalam tempurung sangat menikmati kenyamanan nan pengap sangat menyenangi kemapanan nan gelap entah darimana memulai evolusi jiwa tak berdayaku memaku kaki berhenti  

kata cahaya yang menyelinap masuk lewat genting yang bocor engkau ada dihutan belantara yang terlihat hanya semak belukar disini ada taman bunga beranikah engkau masuk

  kata angin semilir disana engkau kesepian dan nyaris kesunyian membunuhmu disini ada kekasihmu menanti dalam batas penantian  

kataku: aku mengerti tapi...  

kata mereka saatnya memilih kalau tidak sekarang kapan lagi duhai jiwa bebalku

LENTERA KECIL

LENTERA KECIL

Saat dia yang tak terjelaskan menyatakan dirinya dalam himpitan ketakterjelasan sang resi bergumam So-Ham ya...itulah dia

Saat yang tak tertampung mewadahi dirinya dihadap sang isa dalam keterdesakan ketakberhinggaan sang masiha berkata Bapaku dan Aku,satu

Saat dia yang maha bertransendensi mengimanen dirinya muhamad, sang rosul berkata aku ahmad tanpa mim dan aku orang arab tanpa ngain

Kutanya pada lao tze tentang tao katanya tao yang dapat dijelaskan bukanlah tao yang abadi nama yang dapat diberikan bukanlah nama yang sejati


Tak mampu kulanjutkan lagi saat sadari diri bukan bintang tapi hanyalah kunang diruang sempit yang melentera kecil

Kamis, 27 Maret 2014

ADALAH REALITAS LUMPUR...

ADALAH REALITAS LUMPUR...

Adakah jalan keluar tuk lepaskan diri dari ikatan dunia bentuk yang begitu nyata seakan tiada realitas lain dibaliknya yang sejatinya malah merupakan substansi segala bentuk

adalah realitas lumpur lambang hitam yang harus diputihkan agar kembali menjadi cahaya

tentang raga, tentang kepemilikan, tentang isi kepala, tentang ego, tentang ...semua harus dilepas tuk raih keindahan sejati

adalah realitas lumpur lambang kematian bagi yang terikat padanya dan lambang kehidupan bagi yang berjuang  lepaskan ikatan membelenggu jiwa


Adalah realitas lumpur...

MASIHKAH CERMIN ENGKAU PECAH SAAT DIA BERKATA JUJUR

MASIHKAH CERMIN ENGKAU PECAH SAAT DIA BERKATA JUJUR

Kaca-kaca telah lama kupecah karna saat bercermin terliat wajah sampah yang dibenci... yang dimusuhi... yang dimaki... yang dilaknat...yang dikutuk 

 Kaca-kaca telah lama kupecah apalah arti bercermin bila rasa tak jujur masih lembut menyelinap bila kemauan berterus terang masih ditutupi bila kemauan merobah diri tak ada lagi   

 Kaca-kaca telah lama kupecah dan berhenti bercermin bila hanya dusta masih ingin terliat bila borok bobrok masih terus disembunyikan bila kotor yang keruh ingin terus dinikmati bila noda buram masih asik disenangi 

 Kaca-kaca telah lama kupecah sungguh diperlukan keberanian tuk terima kenyataan aku masih sampah yang terserak terbuang pun diperlukan kejujuran diri luarbiasa 

masihkah cermin  engkau pecah saat dia berkata jujur  wahai jiwaku


Rabu, 26 Maret 2014

MASIHKAH GOA TERAMANNYA BUATMU KHAWATIR

MASIHKAH GOA TERAMANNYA BUATMU KHAWATIR

Nak jangan pernah takut terhadap makar pembencimu Tidak ada satupun rancangan yang dibuat manusia terhadapmu yang dapat menggagalkan rencananya bagimu kumohon percayala

 apalagi yang engkau khwatirkan dengki para pendengki yang disembunyikan atokah ancaman pembencimu yang ditampakan  


 teruslah selaras dalam kehendaknya akankah tameng perlindungannya masih buatmu takut akankah goa teramannya masih buatmu khawatir

MENJADI RAJA BAGI DIRI SENDIRI

MENJADI RAJA BAGI DIRI SENDIRI

Mau kutata hati tuk tak mudah marah meredam semua gejolak yang meledak mendinginkan semua emosi yang terbakar mengurai semua resah dn gundah yang termuntahkan  

  ande itu terjadi aku mau marah ditempat yang benar disaat yang tepat dan kadar yang pas bisakah...

kenapa tidak belajar tuk mengalah tidak marah dalam kondisi apapun bukankah ini  langkah pertama untuk menjadi pemenang menang tanpa mengalahkan menjadi raja bagi diri sendiri
   
karna marah serupa api sungguh kepanasan siapa yang berdekatan sungguh terbakar siapa yang terkena sungguh gosong siapa yang telah terbakar 


  ...aku tak mau marah lagi...

LUPAKAN LUKA KARNA DIUJUNG PEDIH ADA KETERPULIHAN YANG SIAP MENANTI

LUPAKAN LUKA KARNA DIUJUNG PEDIH ADA KETERPULIHAN YANG SIAP MENANTI

Pagi indah sahabat saat cinta sahabat menjadi berhala kutanyakan dengan gairah membara sudah sarapan kenikmatankah dipagi ini

Kulihat dari jauhku matamu sembab oleh banyaknya hujan yang engkau tumpahkan kemaren lupakan luka  karna diujung pedih ada keterpulihan yang siap menanti atau mungkin sakitmu adalah obat bagi penyakit yang lain


kumohon jangan sampe luka hati ubah dirimu menjadi pribadi bukan dirimu

ENGKAU ADALAH CAMBUKKU MAKA TAK PERLU SEGAN MELECUTI PUNGGUNGKU

ENGKAU ADALAH CAMBUKKU MAKA TAK PERLU SEGAN MELECUTI PUNGGUNGKU

engkau adalah cambukku kunasehati diriku melalui dirimu karna menasehati diri  terlalu sulit maka tak perlu segan cambuk saja punggungku kumohon    

engkau adalah cambukku kutemukan aibku melalui aibmu mataku sungguh buta tak mampu lihat cela diri tapi sungguh jeli lihat pada sahabat jika aku tidak mau menutupi aibku tak perlu segan cambuk saja punggungku kumohon

    kadang berangkat dari ktidaktahuanku kuminta relamu atas aib yang kubuka sementara engkau setengah mati menutupnya rapat kumaklumi marahmu sebagai bentuk maafku ampuni aku

JALAN PENYATUAN TELAH TERSINGKAP TERANG JALAN PELEBURAN TELAH TERBUKA LEBAR

JALAN PENYATUAN TELAH TERSINGKAP TERANG JALAN PELEBURAN TELAH TERBUKA LEBAR

Sudah kubersihkn hati terdalamku sebersih mungkin dari kerinduan yang lalu semua yg lalu-lalu lalui sudah lampoi sudah dari kecintaan yang sudah-sudah semua sudah disudahi sudah diakhiri

angin senja telah berhembus sayang bayang kehidupan telah menghilang sebentar lagi kegelapan menyapa kuharap malam ini tanpa bulan tanpa bintang hingga gulita pekatnya samarkan wajah indahmu

   aku memanggilmu dari kejauhanku duhai kekasih mendekatlah sedekatnya jangan menjauh lagi sungguh ruang ciptakan jarak waktu bangun keterpisahan  

aku memanggilmu dengan segenap tak berdayaku maukah engkau pelukku erat dekapku kuat ciumiku lembut pandangiku teduh ...  

jalan penyatuan telah tersingkap terang jalan peleburan telah terbuka lebar telah tersingkap yang selama ini tak terungkap 

 ah... engkaulah yang terindah diantara yang terindah ah... 
engkaulah yang termanis diantara yang termanis     

tak terasa angin pagi berhembus cepat melenyapkan gelap meninggalkan malam kuakhiri sudah percintaanku dengan diri sejatiku

BERHENTILAH...JALAN YANG ENGKAU PILIH TAK BERUJUNG

BERHENTILAH...JALAN YANG ENGKAU PILIH TAK BERUJUNG

Sang pengembara selalu tertawa walau kembara dalam padang  tandus pencarian akan hakekat yang belum tersibak tualang dalam padang gersang akan jawaban yang belum terjawab atas sejuta tanya yang menghempas

terlampau gersang dan tandus padang mesti dilewati sampai tak ada oase tempat istirah jiwa yang lelah oase tempat philang dahaga sampai kapan bertahan wahai sang pengembara 
  
sang pengembara terus berjalan walau tak terhitung berapa banyak lagi yang akan ditorehkan kehidupan diatas luka yang masih memerah menganga perih siap menanti darah siap dihujankan...

 tak tahan yang memandang berkata sudahlah... jalan yang kau pilih tak berujung jalan yang kau lalui penuh lubang yang dalam tiada penopang saat kau terjatuh dan tiada penyembuh bila terluka imanmu telah cukup bagi kami sebagaimana telah kau tunjukan


sang pengembara terus berjalan