Senin, 17 Maret 2014

AWAS TERANGPUN BISA SILAUKAN MATA APALAGI GELAP SANGAT TERAMPIL BUTAKAN PENGLIHATAN

AWAS TERANGPUN BISA SILAUKAN MATA APALAGI GELAP SANGAT TERAMPIL BUTAKAN PENGLIHATAN

Dalam ramaiku sungguh kuingin sendiri menyapa sunyi dalam keramean malah kujadi cair larut bersama hingar bingar yg kalahkn kehendaku  kehendak merekalah yang terjadi

pun idealisme yg kubangun susah payah harus runtuh berserak disapu pusaran badai yang berhalakan sahwatnya badan hambakan sjatinya jiwa nistakan kilau nurani lemahku ajaku mundur dan lari cepat menjauh   

dalam ramaiku sungguh kuingin menyepi menyapa hening dalam senyapku tergambar jelas dalam saat sampanku menyapa gelombang kehidupan betapa saat pasang dan waktu surut cepat menyergap berubah berganti... gamang mesti bersikap bingung tentukan langkah 'duh titik suport duh titik resistensi'

 pun betapa  sampanku terlampo lemah dihadap perkasa gelombang diombang ambing sombong sang hidup paksa rendah hatiku hilang terhempas dihempas tanpa mampu diprediksi analisaku sungguh tumpul

  kini kutambal sampan imanku yang bocor kujait layar tulusku yang sobek kupercantik dengan basuhnya dari segala noda barangkali akan nampak berlayar lebar anggun dan gagah kembali dalam pusaran waktu berlalu dengan sejarah baru berkilau 

  sungguh dalam kesendirian tercipta sekian kemewahan exotik yang tak terbangun dalam keramean walau ada godaan sangat berbahaya bernama terang yang akan silaukan mata sebagaimana cobaan gelappun butakan mata jiwa  

  Ah... ujung dari semua hanyalah iman yg mampu jawab smua pergumulanku dalam sepi dalam rame wahai jiwaku mau ditambah berapa lagi hingga imanmu jadi segalanya bagimu? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar