Rabu, 19 Maret 2014

IDENTITAS APALAGI YANG TERSISA SAAT CINTA MEMBUAT JIWA MENJADI KERUH

IDENTITAS APALAGI YANG TERSISA SAAT CINTA MEMBUAT JIWA MENJADI KERUH

Kulihat kau berduka saat yang lain tertawa kurasa sepimu ditengah ramaimu padahal jamuan dunia ada dalam genggaman rasa manisnya jelas terasa lalu apalagi yang ditangisi? Apalagi yang disedihkan?   

Katamu: sekian lama telah diperjuangkan sekian waktu diupayakan aku masih saja budaknya belum tuannya  masih kuletakan kecintaan dan rasa-rasa lain pada selainnya  

Aku: cinta simbolik lambatkan tuk sampai mestikah terhenti cinta majazy kadang menirai haruskah terhalang... lampoi dan lewati cinta hakekat yang mesti terus diperjuangkan
  
Katamu: terlampo banyak cinta simbolik yang telah menahun dijadikn berhala dan sungguh aneh dengan sukacita aku memujanya bagai sapi perah digiring ketempat jagal aroma candunya manis perasan susunya segar fermentasi anggurnya mampu tutup pintu hati yang seharusnya terbuka

Kataku: identitas apalagi yang tersisa saat cinta membuat jiwa menjadi  terkeruhkan...


Kuhentikan kalimatku karna mesti sembunyi dari pandangan tiap mata akupun masih kalah... idealisme yang kugantung tinggi sepanjang hidup sering ternistakan pragmatisme sesaat cinta yang kuhargai sepenuh jiwa baru sebatas retorika dan pemanis bibir lalu bagaimana wajah hidupku dihadapnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar