Selasa, 11 Maret 2014

AKU MAU MENDENGAR YANG TAK DIDENGAR TELINGA WALAU TELINGAKU TELAH TULI SEBELUM TULI

AKU MAU MENDENGAR YANG TAK DIDENGAR TELINGA WALAU TELINGAKU TELAH TULI SEBELUM TULI

Ingin kulukis ayunya ato kutulis anggunnya dipagi ini tapi tanganku sungguh kaku dan ingin kukatakan seribu kindahannya yang mampu kutawan tapi lagi lidahku sungguh kelu

maka kupinjam mawar mistis atau teratai spiritual sebagai metafor kata-kata hanya menirainya sementara wilayah makna sangat dalam hanya ditangan penyelam kedalamanlah yang mampu selami  dan temukan mutiara makna
   
lalu siapa aku? penyelamkah

cerminku berkata tidak takutku kalahkan tujuanku takut pada duka dan air mata akan iringi kefakiran bahkan kematian akan merenggut padahal karna kasihnya dia telah ambil sumber fitnah agar langkah kaki jadi ringan tangan mudah terulur

cerminku berkata lagi kapan lagi wahai jiwa umurmu pendek ingin hatimu banyak sementara majelismu singkat mushafmu kau biarkn berdebu yakinmu rapuh...

akupun berlalu pergi seiring mentari yang merambat naik walau bukan penyelam aku ingin mendengar yang tak didengar telinga walau telinga telah tuli sebelum tuli dan melihat yang tak dilihat mata walau mata telah buta sebelum buta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar