DIA MENANTI DALAM
BATAS PENANTIAN DIUJUNG PENGHARAPAN
Aku bukan batu yg keras Aku ranting rapuh
lagi mudah patah cukup semilir kegelisahan sepoi kegundahan sangat cukup membuat tertidur lelap berkasur empuk misteri
lawamah menghinakan
ayo jiwa bangunlah dari keterpulasan yang membuai dari keterlelapan yang nista dari kemalasan yg ah...
Semakin diam tak melawan semakin tak berdaya melamar kerinduan kapan sang
kekasih dipinang masihkh ada waktu...?
Semakin diam tak berjuang semakin lemah persiapkan mahar hendak kau tebus dengan harga termurahkah
cermin diri menampar keras berapa nilai dirimu...?
padahal sang kekasih menanti dalam batas
penantian menunggu diujung kejauhan
menunggu diujung pengharapan berharap kapan melangkah mendekat
dia mlihat dari gelapmu kesedian
dalam bercita kesetian dalam berharap melihat perjuangan dalam meraihnya
Upst... dia terus memandang walau kebutaan matamu terus mendinding hendaknya semua dinding penghalang tentanglah ia sampai dia merendahkn diri perangi ia
sampai dia menyerah kalah lawan ia sampai dia merunduk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar