DEMI
SEBUAH ARTI MENUANGKAN YANG LAMA DENGAN CEPAT DAN MENGISI KEMBALI DENGAN
TERTATIH
Anakku yang pintar pernah disuatu
luangku menanyakan hal aneh dimana puncak kebahagiaan abadi nan kekal
bersinggasana sudahkah ayah berkuasa disana
anakku mengajak jiwa berefleksi dan ya...aku bagai manusia bodoh dihadapnya merasa memiliki
rasa itu kemudian menuangkannya dengan cepat demi kepala yang selalu bertanya kemudian tertatih mengisinya setetes demi setetes
dengan pemahaman yg lebih bijak tentang arti dari sukacita
kukatakan anaku semua orang sedang berjalan
kesana... Sayang karna dia gunung tinggi hanya pendaki tangguhlah yg
akan sampai walau begitu tuhan memberi kebahagian antara untuk bukan hanya dicicipkan dilidah
bahkan direguk sampai tonggorokan semata menunjuk ada yang lebih manis dari ini
bahkan ada yang termanis dari yang termanis
kutanya balik anaku berbahagiakah hidup
sebagai anak ayah dan hidup dengan ayah yang penuh kesedihan?
Dia menjawab mantap ini bahagia antaraku
sebelum memuncaki kebahagian abadiku
lega sudah
satu rantai membelenggu kaki telah terlepas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar