Senin, 03 Maret 2014

KACA-KACA TELAH DIPECAH KEMANA MESTI BERCERMIN

KACA-KACA TELAH DIPECAH KEMANA MESTI BERCERMIN

Kaca-kaca telah lama kupecahkan kemana lagi mesti bercermin sabarku terbatas buatku lelah dalam penantian setiaku tak cukup membuat lemah dalam pengharapan

sungguh saat bercermin selalu terpandang binatang penuh luka memandang garang penuh amarah sekaligus memandang lemah penuh penyesalan sungguh aneh dua hal bertolak belakang menyatu menjadi satu

dimana mesti bersembunyi pada pekatnya malam ternyata terang tersenyum cantik menelanjangi bersembunyi pada gelapnya gua rimbunnya hutan bisakah? Kegelisahan tetap menggedor hati keras

Kususun kembali cermin pecah yang terserak kuamati teliti wajah binatangku ah... nampak mulai memudar buram sekarang hati yang selalu gelisah dan penuh ketakutan mulai tersamar apakah ini bentuk pembebasan hukuman atas janji setia tuk tak ulangi lagi

salahkah berharap ampunnya bila ampunnya mendahului siksanya salahkah menanti kasihnya bila kasihnya hilangkan murkanya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar