KACA-KACA TELAH
DIPECAH KEMANA MESTI BERCERMIN
Kaca-kaca telah lama kupecahkan
kemana lagi mesti bercermin sabarku terbatas buatku lelah dalam penantian
setiaku tak cukup membuat lemah dalam pengharapan
sungguh saat bercermin selalu
terpandang binatang penuh luka memandang garang penuh amarah sekaligus memandang
lemah penuh penyesalan sungguh aneh dua hal bertolak belakang menyatu menjadi satu
dimana mesti bersembunyi pada pekatnya malam ternyata terang tersenyum cantik
menelanjangi bersembunyi pada gelapnya gua rimbunnya hutan bisakah? Kegelisahan
tetap menggedor hati keras
Kususun kembali cermin pecah yang
terserak kuamati teliti wajah binatangku ah... nampak mulai memudar buram sekarang hati yang selalu gelisah dan penuh ketakutan mulai tersamar
apakah ini bentuk pembebasan hukuman atas janji setia tuk tak ulangi lagi
salahkah berharap ampunnya bila ampunnya mendahului siksanya salahkah
menanti kasihnya bila kasihnya hilangkan murkanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar