KUMINTA RUANG
KECIL DIKOSONG HATIMU TUK KUBURAN JIWAKU
Bagai mentari rela tenggelamkan diri
pun jiwaku jika ini saatnya duhai kekaasihku lakukan dengan tangan lembut tatap merindu dan nafas
mencinta atau …. Jika bukti cintaku tak cukup lakukan dengan keras…. Bagai
eksekusi si tangan kasar pemukul batu besar
Ah, dalam sore perjalanan
jiwaku menapaki asa saat usia telah matang beserta tulang kian melengkung saat
tambah ngertinya tambah pula bodohnya kutanya padanya, mana lagi yang ingin
dimatikan? Bahwa perjalanan pulang harus ada yang ditinggal sebagai kenangan
dan dibawa sebagai bekal, harus ada yang dimatikan dengan rela dan dihidupkan
dengan paksa kematian dan kelahiran datang pergi setiap saat
dimana hati berdiri hanya gema
memantul jelas pada dinding jiwaku tak ada jawaban pun dalam fajar-fajar jiwaku
yang selalu kutunggu dengan rindu menggebu sebagai awal hidup baru penuh
harapan selalu kutanya padanya pula kelahiran apa yang kau nanti? Hidup abadi
disaat ini, nikmati perjalanan kembali dengan menanam tanaman kesucian
sepanjang jalan ….
Kini saat itu telah tiba saat raga menghadap
ajal kukatakan pada yang dibelakangku tak perlu ada tangis apalagi duka lara
kuminta dirimu siapkan kamar kecil di ruang kosong hatimu bagi kuburan jiwaku tanpa nisan dan
tabur bunga tapi jiwa gelapku halangiku jangan sekarang pohon yang kau tanam
belum berbuah masih perlu disirami dan dirawat ah,….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar