Minggu, 02 Maret 2014

KUMINTA RUANG KECIL DIKOSONG HATIMU TUK KUBURAN JIWAKU

KUMINTA RUANG KECIL DIKOSONG HATIMU TUK KUBURAN JIWAKU

Bagai mentari rela tenggelamkan diri pun jiwaku jika ini saatnya duhai kekaasihku lakukan dengan tangan lembut tatap merindu dan nafas mencinta atau …. Jika bukti cintaku tak cukup lakukan dengan keras…. Bagai eksekusi si tangan kasar pemukul batu besar

 Ah, dalam sore perjalanan jiwaku menapaki asa saat usia telah matang beserta tulang kian melengkung saat tambah ngertinya tambah pula bodohnya kutanya padanya, mana lagi yang ingin dimatikan? Bahwa perjalanan pulang harus ada yang ditinggal sebagai kenangan dan dibawa sebagai bekal, harus ada yang dimatikan dengan rela dan dihidupkan dengan paksa kematian dan kelahiran datang pergi setiap saat

dimana hati berdiri hanya gema memantul jelas pada dinding jiwaku tak ada jawaban pun dalam fajar-fajar jiwaku yang selalu kutunggu dengan rindu menggebu sebagai awal hidup baru penuh harapan selalu kutanya padanya pula kelahiran apa yang kau nanti? Hidup abadi disaat ini, nikmati perjalanan kembali dengan menanam tanaman kesucian sepanjang jalan ….

Kini saat itu telah tiba saat raga menghadap ajal kukatakan pada yang dibelakangku tak perlu ada tangis apalagi duka lara kuminta dirimu siapkan kamar kecil di ruang kosong hatimu bagi kuburan jiwaku tanpa nisan dan tabur bunga tapi jiwa gelapku halangiku jangan sekarang pohon yang kau tanam belum berbuah masih perlu disirami dan dirawat ah,….


Tidak ada komentar:

Posting Komentar