Minggu, 02 Maret 2014

PENGANDALAN DIRIMU ADALAH BODOH YANG MENYELINAP

PENGANDALAN DIRIMU ADALAH BODOH YANG MENYELINAP

Saat kepayahan mencengkram dengan apa mesti melepas saat sekarat yang kejam menerkam ke mana mesti bersandar

pada harta yang selalu di upayakan datangnya pada harta yang selalu dikuatirkan hilangnya pada harta yang selalu disenangi dengan bertambahnya pada harta yang telampau ditakutkan dengan berkurangnya

Kata sang harta: aku tak dapat menemani hanya kafan yang bisa diberi kubuka rahasiaku yang lama kusimpan rapat tak perlu engkau mencariku di awal aku budakmu diakhir aku memperbudakmu tak perlu engkau mencintaiku di awal aku membuatmu tertawa di akhir aku membuatmu menangis darah Tak perlu engkau merindukanku penuh lahirku aku pecintamu batinnku aku musuh tersamarmu

 duhai kemana lagi harapan mesti disandarkan pada isteri dan anak tempat hasrat ditumpahkan tempat kerinduan dilepaskan tempat kecintaan dilampiaskan

kata isteri dan anak, kami tak bisa menemani kami hanya bisa mengantar pun hanya sampai ke liang lahat

duhai aku yang pergi bagai yang terusir tak ada bekal berguna yang bisa dibawa padahal perjalanan masih sangat panjang akankah selamat mendatangi ataukah sengsara menghampiri

kemana lagi harapan mesti disandarkan pada buah amal yang pohonnya pernah ditanam pada bunga-bunga mewangi yang benihnya pernah disemai pada dahan memayungi dimana bibit pernah di tebar


sang amalpun berkata pengandalan dirimu adalah bodoh yang menyelinap bersandar padanya adalah pintar yang bernyata pengandalan padaku takkan membuatmu terselamatkan tapi bersandar pada kasihnya mengantarmu ke tempat tujuan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar