KUTANYA
PADA TEMPAT APAKAH KETAKBERHINGGAANYA TELAH ENGKAU TAMPUNG
Anaku mulai
bosan tentang matahari yang selalu terbit terburu-buru dan berjalan cepat menuju tempat tenggelamnya untuk kemudian
diesok harinya terbit dengan cara yang sama
anaku mulai bosan tentang hujan yg mengalir ke
anak-anak sungai dan berlari kesungai besar untuk berlari lebih cepat menuju
lautan luas dn melakukan siklus yg sama setiap waktu tanpa akhir
anaku mulai menanyakan itu padaku ada
sebongkah makna apa yg tersimpan rapi oleh kehidupan yang penuh pengulangan
kataku akupun mencari jawab yg sama dn terus bertanya entah sampai kapan tanya terjawab
kutanya pd waktu adakah abadimu waktumu membosankan kutannya pada keterbatasan adakah
ketinggiannya telah dapat engkau wadahi keterbartasanmu menjemukan kutanya pada tempat apakah tak
berhingganya telah dapat engkau tampung tempatmu memuakkan
akhirnya
mereka menjawab setelah hampir lelahku mengejar sesuatu yg tak dapat
ditangkap adaku hanya kosong tanpa apa tanpa nama jika engkau memaksa juga aku
adalah kesedihan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar