Jumat, 28 Februari 2014

BERHENTILAH MENABRAKKAN SAMPAN JIWAKU DALAM BATU-BATU

BERHENTILAH MENABRAKKAN SAMPAN JIWAKU DALAM BATU-BATU

datang rindu yang menggelisahkan mulai pelan hilangkan nikmat yang telah lama bertahta berganti badai cobaan menghempas

 datang takut yang menggetarkan mulai pelan hapuskan lezat yang telah lama terkecap nikmat berganti gelombang kepahitan 

semudah itukah api nikmat berkorbar sekian waktu nyaris padam oleh angin cobaan sesaat sebatas itukah benih kelezatan yang lama tertanam harus mati olah hujan ujian yang sebentar

barapa jauhkah lagi dari dekatnya dimanakah batas? Kenapa perjalanan ini tak sampai-samapai juga? bisakah bersabar

duhai sungai waktu yang sampan jiwaku mengarus di dalamnya berhentilah menenggelamkan sampanku berhentilah menabrakan pada batu-batu bermurah hatilah

kata sungai aku datang tak sendiri aku beserta berita yang aku bawa sungguh berbahagia saat dia menghampiri kemudian mengembangkan layar sampanmu
dan sungguh tertipu saat dia menghampiri tapi tak memahami hingga berlalu sepanjang waktu tanpa bacaan dan tafakur aku telah tenggelamkannya dalam kebodohan tanpa  menyadari ia telah tenggelam karam

duh gustiku jangan biarkan bodohku dalam membaca rahasia aliran sungai takdirmu membuat sampanku makin jauh dari dekatmu

BAGAIMANA MENURUT PARA SOHIBKU...?  SENANG SEKALI JIKA MAU BERBAGI DISINI. HANYA CARE DAN LOVE YANG MEMAMPUKAN JIWA TERBANG LEBIH TINGGI DAN MENYELAM LEBIH DALAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar