Kamis, 27 Februari 2014

DIUJUNG KEPAHITAN TELAH MENANTI MANIS YG SIAP TERKECAPI

DIUJUNG KEPAHITAN TELAH MENANTI MANIS YG SIAP TERKECAPI

sesekali kupaksa buah ranumku mimum kopi tanpa gula wajib bagimu nak biar terlatih meredam kepahitan biar terbiasa mengalir bagai air sebab didepan sana terlampo gelap misterinya terlampo pekat sungguh tak teraba akankah berkalung mawar suka ato gerimis  duka yang kan menetes 

dan  engkaupun terpaksa mereguknya walau tak suka itu terlihat jelas penolakan yang tak engkau tampakan    
demimu nak ayah lakukan ini paluku terlalu kecil lagi terlalu lemah tak kuat runtuhkan tembok penghalangmu padahal tuk sampe ketujuan engko harus lewatinya tak ada jalan memutar apalagi menghindar   

 kurasa engko telah mengerti cecep seteguk demi seteguk reguk dan nikmati dengan sabar engko kan bertahan dalam proses dan tembok penghalang akan runtuh dengan pukulan palumu yg btubi dalam teguh dalam tabah   


habiskan saja nak percayalah diujung kepahitan telah menanti manis yg siap dikecap dibatas duka yang gerimiskan airmata telah menunggu suka yg akan keringkn air mata kumohon percayalah

BAGAIMANA MENURUT PARA SOHIBKU...?  SENANG SEKALI JIKA MAU BERBAGI DISINI. HANYA CARE DAN LOVE YANG MEMAMPUKAN JIWA TERBANG LEBIH TINGGI DAN MENYELAM LEBIH DALAM


Tidak ada komentar:

Posting Komentar