Kamis, 27 Februari 2014

DIAMILAH RUANG HATIMU DAN BERTAHTALAH

DIAMILAH RUANG HATIMU DAN BERTAHTALAH

Kudengar tangisan hujan yang tak tega menyaksikan banjir yg menghapus bunga mekar yang tumbuh dibibir para penabur benih menghancurkn sebongkah harapnya sebelum bebijian memecah dan tumbuh sempurna karna sawahnya  terendam tanahnya keburu tergerus       

bukan salah mereka memilih waktu bukankah musim penghujan adalah saat menabur benih saat menebar harapan dimana tanah-tanah menjadi gembur dan subur  sawah dan ladang dialiri senyum air yg merekah dari anak-anak sungai dan irigasi    

kukatakan pada mereka menangislah jika ingin menangis rintikan airmatamu hanya padanya  tiap tetesan yang keluar akan diganti dgn seribu air mata kebahagiaan  sesaat engko menangis sepanjang waktu dia akan menghapusnya  
 dan kukatakan pada hujan jangan munafik saat berfungsi mengaliri lembah engkau tersenyum saat berfungsi sebaliknya engko bersedih diamilah ruang hatimu dan bertahtalah disana 
    
sekarang tersenyum dan berjalan tegap engko harus ada untuk mbanjiri kesombongan dn tinggi hati  untuk menjadi bah yg menghancurkn rakus dan serakah untuk menyapu bersih sampah-sampah ketidakbaikan dan maksud jahat tersembunyi 
   
dan bagi mereka ada perguliran musimnya bagai pergantian hari dengan siang yang nampakan kindahan dan  malam yang sembunyikannya

BAGAIMANA MENURUT PARA SOHIBKU...?  SENANG SEKALI JIKA MAU BERBAGI DISINI. HANYA CARE DAN LOVE YANG MEMAMPUKAN JIWA TERBANG LEBIH TINGGI DAN MENYELAM LEBIH DALAM



Tidak ada komentar:

Posting Komentar