SAAT MAHKOTA DUKA MENANCAP DIKEPALA
kali ini mahkota duri menancap kuat di kepala darah menetas pelan perih
pedih tak terkira haruskah menjerit saat sakitnya tak tertahan lagi mestikah
menangis jika rasa ngilu yang paling ngilu telah dialami
angin sejuk mendinginkan luka yang menganga sinar matahari hangatkan tubuh
yang berduka kicau burung hiburku akan nyanyian keindahan
kulihat ke bawah deritaku tak seberapa dibanding mereka pernah kutulis pada
salah satu dinding gunung hati sebagai prasasti pengingatku dalam masa sulit
saat pedihnya memuncak perihnya meninggi saat sakitnya tak tertahan aku kan
menangis dalam diam
kubangun pengharapanku bukankah saat terjatuh tenggelam dalam tanah
kerendahan akar yang paling lemah pun terlihat berguna sempurna bukankah saat
terbenam karam dalam lumpur terdalam setetes air pun terlihat indah
saat seperti ini mestinya dicari dia bagai cahya yang terangi kegelapan
hati dia bagai air pembersih yang sucikan kotoran hati dia bagai kayu pembakar
yang kan bakar bekunya hati masihkah terus menangis menjerit
Saat seperti ini harusnya ditunggu
bukankah peringatan perlu bagi yang terlupa bukankah tamparan penting bagi
yang lalai
maukah terus berkubang dalam lumpur kotor?
BAGAIMANA MENURUT PARA SOHIBKU...? SENANG SEKALI JIKA MAU BERBAGI DISINI. HANYA
CARE DAN LOVE YANG MEMAMPUKAN JIWA TERBANG LEBIH TINGGI DAN MENYELAM LEBIH
DALAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar