AKU
MERINDUMU SAHABAT
Sahabat,
aku merindumu. Teringatkah, saat kita berpeluk menangis mengingat nasehat itu dan
ketakutan yang menyeruak saat sorang anak menangis di hadap makam ayahnya. Dan kita
mengulangnya bergantian.
Kataku:
Wahai yah, telah kukafani dengan sebaik kain pembungkus, apakah masih memakai
atau telas terlepas?
Katamu:
Wahai yah, telah kuletakkan engkau di dalam kubur dalam keadaan utuh, apakah
tubuhmu masih utuh atau ulat telah memakanmu?
Kataku:
Wahai yah, setiap jiwa akan ditanya, bisakah engkau menjawab atau tidak?
Katamu:
Wahai yah, kubur bisa meluas dan menyempit, lalu bagaimana kuburmu?
Kataku:
Wahai yah, kain kafan akan di ganti dengan kain sorga atau kain neraka, apakah
kafanmu kain sorga atau kain neraka?
Katamu:
Wahai yah, kubur akan memelukmu atau menghimpitmu, apakah engkau di peluk atau di himpaitnya?
Kataku:
Wahai yah, disana tiap orang menyesal akan keburukan amalnya dan sedikit
perbuatan baiknya, apakah engkau menyesali kejelekan amalmu dan kurangnya
kebaikan amalmu?
Dan
kita mengucapnya bersama: Wahai yah, engkau benar-benar telah tiada, engkau
tidak dapat menemuiku sampai hari kiamat. Tuhanku, jangan halangiku tuk
bertemunya dengannya di hari kiamat.
Masihkah engkau mengingatnya sahabat. Aku merindumu
sahabat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar