Kamis, 29 Mei 2014

SAAT SANG KEKASIH MEMINTA BUKTI


SAAT SANG KEKASIH MEMINTA BUKTI

 Jika angin kencang dan hujan menderas merusak bebunga di taman, terbayang betapa angin keras menghantam dan menjatuhkan, terlintas betapa hujan menderas menyakiti dan menyiksa.

 Beranikah wahai sang pecinta, lidah bertegap dan menderap sekeras petir: Jangan ganggu kekasihku...! Enyahlah kau...! Atau bahkan jika dia meminta lebih beranikah memberi dirimu demi kecintaanmu?

Kata guru: Pecinta yang benar, berani meninggalkan dirinya dan merebah pada kehendak dan keinginan sang kekasih. Tak cukup dengan sesuara setinggi gunung membukti telah menjadi pecinta. Tapi saat sang kekasih memanggil, engkau datang sesuara bukit bahkan sembunyi di ceruk dalam tanah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar