Jumat, 23 Mei 2014

DUHAI PUTRIKU 18


DUHAI PUTRIKU 18

Duhai putriku, pernah engkau ajukan pertanyaan yang sulit. Bahkan terlampau sulit. Karna tanya  serupa, pernah di tanyakan pada semua guru dalam kembara jiwa. Sampai hari ini, tanya ini belum bertemu jawabnya.

Katamu: Dimana bernyata bacaan tanpa tulisan tapi terbaca jelas bagi yang menemukan? Bukan kertas bertulis yang hilang sakralnya lenyap nilainya hingga layak di jadi perahu kertas bagi anak bermain dan melepas kesenangan. Ah, karna inikah engkau jarang menyentuh mushafmu?

Duhai putriku, ayahmu meraba arti dari tanyamu, melihat maksud pertanyaanmu dalam mahligai hatimu dan ayah melihat dirimu hendak mengetahui lebih banyak dari apa yang telah sedikit engkau dengar.


Kataku: Tanyakan pada gurumu yang lihai tentang keilahian yang bukan hanya ahli berkonsep tapi bisa mendudukkan dalam akalmu, mentahtakan dalam singgasana hatimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar