DUHAI PUTRIKU 18
Duhai putriku, pernah
engkau ajukan pertanyaan yang sulit. Bahkan terlampau sulit. Karna tanya serupa, pernah di tanyakan pada semua guru
dalam kembara jiwa. Sampai hari ini, tanya ini belum bertemu jawabnya.
Katamu: Dimana
bernyata bacaan tanpa tulisan tapi terbaca jelas bagi yang menemukan? Bukan kertas
bertulis yang hilang sakralnya lenyap nilainya hingga layak di jadi perahu
kertas bagi anak bermain dan melepas kesenangan. Ah, karna inikah engkau jarang
menyentuh mushafmu?
Duhai putriku, ayahmu
meraba arti dari tanyamu, melihat maksud pertanyaanmu dalam mahligai hatimu dan
ayah melihat dirimu hendak mengetahui lebih banyak dari apa yang telah sedikit engkau
dengar.
Kataku: Tanyakan pada
gurumu yang lihai tentang keilahian yang bukan hanya ahli berkonsep tapi bisa
mendudukkan dalam akalmu, mentahtakan dalam singgasana hatimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar