DUHAI PUTRIKU 2
Duhai putriku, bagaimana wajah malam
tanpa bintang dan rembulan? Tentu engkau sudah tahu jawabnya dan ayah tak
berdaya menyingkir mega agar tak menghalang kindahan yang ingin terbit.
Duhai putriku, bagaimana rupa udara
yang engkau hirup jika penuh debu? Tentu engkau mengerti jawabnya dan ayah tak
berdaya memisah debu-debu dari udara yang engkau hirup.
Duhai putriku, banyak hal yang
membuat ayah tak berdaya sebagaimana tak berdayanya menahan tangis agar tak
berbulir terjatuh. Ini tanda kelemahan dari ketertindasan yang tak bisa di lawan.
Ini tanda kepengecutan dari ketidakberanian bermimpi berbebas dan menyatakannya
dengan lebih herois.
Maafkan ayahmu, duhai putriku. Semoga
engkau memahaminya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar