Rabu, 21 Mei 2014

DUHAI PUTRIKU 12


DUHAI PUTRIKU 12

Duhai putriku, saat bunda merapikan bonekamu dan ayah menghilangkan mainan itu dari pandanganmu, jangan bersedih...! Itu sebentuk cinta yang belum engkau paham. Dan kandungan rahasinya akan menyingkap jika engkau beranjak dewasa.

Duhai putriku, pelarangan kami adalah sebentuk pencegahan. Mencegah dari waktu yang kan menjerat lehermu dan membunuhmu perlahan tanpa sempat menghindarinya.

Dan terhadap pembicaraan ini, mengapa engkau terheran, tersenyum kemudian terbahak sementara kami hanya bisa kuatir dan bersedih kemudian menangis?


Duhai putriku, kami merindu jangan siakan perjanan waktumu, berjalanlah tegap di atasnya. Dia laksana batu besarmu yang kan merintang jalanmu dan tak akan sampai ke tujuanmu jika engkau tak meremukkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar