Senin, 19 Mei 2014

DUHAI PUTRIKU 7


DUHAI PUTRIKU 7

Duhai putriku, kenapa berhenti menggali? Air ada di suatu tempat. Kenapa takut berlelah? Air ada di suatu waktu. Dan jarak makin mendekat jika terus berupaya.

Duhai putriku, takkan menjadi penemu jika tak pernah mencari. Takkan pernah sampai jika tak pernah menuju. Takkan pernah usai jika tak pernah memulai. Terlupakah itu semua?

Duhai putriku, serupa sepotong kayu yang bercita menjadi patung indah di istana raja, dia rela di pahat dan di palu, berulang dan bertubi, bukan oleh tangan halus nan lembut sipenari gemulai tapi tangan kasar si pemahat tangan keras si perupa. Tak terbayang duhai perihnya duhai pedihnya. Terlupakah itu semua?


Dan selayaknya engkau menirunya,duhai putriku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar