DUHAI MAM, AKU ADALAH DIRIMU YANG
BERSEMAYAM
Duhai mam, engkau bukan pelacur yang
menjual tubuhmu untuk kutiduri. Bukan pula budak yang menghamba pada tuannya.
Engkau adalah diriku yang bersemayam.
Kenapa engkau meragu? Apakah nafas
yang kuhembus, belum tercium semerbak? Apakah jiwaku yang kurebah pada matamu,
masih tersamar?
Karna banyak diam kau maknai aku tak
peduli. Karna jarang memberi kau anggap sedikit berkorban. Karna sering membiar
kau nilai tak mencinta.
Duhai mam, jika sebatas itu kandungan
pengertian yang engkau paham, sungguh dangkal sumurmu. Bersia sudah aku
menggali dan terus menggali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar