DUHAI PUTRIKU 19
Duhai putriku, malam
telah datang dan gelap telah menyelimut. Jangan berlama baringkan tubuh
kefanaanmu meski suara jiwa keabadianmu nyaris tak terdengar.
Duhai putriku, jangan
pula ambil anyaman benang keterpulasan dari selimut kepalsuan di antara
tumpukan ketidakberdayaan. Tapi ambil selimut keterjagaan dari lipatan
hakekatmu yang hendak di singkap.
Duhai putriku, jika
penglihatanmu tak berdaya oleh kantuk yang menyeruak, tak mengapalah pejamkan
mata sesaat. Ya cukup sesaat saja, jangan berlebih. Karna dalam berlebih dia
menyimpan bahaya panjang angan sementara panjang angan adalah tirai yang tak
mungkin di singkap kecuali dengan memendekkannya.
Terus terjaga hatimu
meski mata terpejam. Tetap berdamping dengan jiwa keabadianmu meski tubuh
kefanaanmu terbaring.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar