Jumat, 23 Mei 2014

DUHAI PUTRIKU 19


DUHAI PUTRIKU 19

Duhai putriku, malam telah datang dan gelap telah menyelimut. Jangan berlama baringkan tubuh kefanaanmu meski suara jiwa keabadianmu nyaris tak terdengar.

Duhai putriku, jangan pula ambil anyaman benang keterpulasan dari selimut kepalsuan di antara tumpukan ketidakberdayaan. Tapi ambil selimut keterjagaan dari lipatan hakekatmu yang hendak di singkap.

Duhai putriku, jika penglihatanmu tak berdaya oleh kantuk yang menyeruak, tak mengapalah pejamkan mata sesaat. Ya cukup sesaat saja, jangan berlebih. Karna dalam berlebih dia menyimpan bahaya panjang angan sementara panjang angan adalah tirai yang tak mungkin di singkap kecuali dengan memendekkannya.


Terus terjaga hatimu meski mata terpejam. Tetap berdamping dengan jiwa keabadianmu meski tubuh kefanaanmu terbaring.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar