Kamis, 22 Mei 2014

DUHAI PUTRIKU 16


DUHAI PUTRIKU 16

Duhai putriku, jangan serupa padang kerontang nan gersang hingga bebiji kearifan sulit memecah dan jangan pula saat bebenih bebalan di tebar, engkau berubah menjadi padang gembur nan subur.

Lihat para penyirammu telah berbulir berkeringat. Pandang para pencangkaulmu telah berlelah tanpa berputus asa. Dengar para petanimu menghampar hati mereka memohon.

Kata guru: Tanahmu merah karna penuh nyala hasrat dan nafsu. Bebiji mana yang dapat memecah karna sebelum membelah ia telah mati? Matikan dulu apimu.


Kata guru: Siapkan sumur yang telah tergali. Biarkan hujan mengisi semua sumurmu dan mencurah membasah ladangmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar