KANDUNGAN
MALAM YANG BELUM DI SIBAK
Aku
berkali kalah pada ayam jantan tetangga, dia bersuara lantang di sepertiga
malamku, dan di waktu itu aku masih berlelap dalam mimpi melenakan.
Kata
ayam: Mana lawan tangguhku? Hampir-hampir aku di kalahkan olehmu. Mana wajah
yang bermusuh dengan kasur dan berbenci dengan kantuk? Mana lagi wajah dengan
hati terjaga meski mata terpejam?
Kata
wanitaku: Aku telah menaburi wewangi, sayang aroma semerbakku tak bisa
bangunkannya. Akupun telah berlagu merdu di telinganya.
Kata
guru berbijak: Kandungan malam yang merahasia dalam kepayahan, belum di
sibaknya. Kesenangan bergiat dengan malam masih tertirai oleh kenikmatan
bertidur, belum berpaham dalam pengertian, belum berasa dalam mahligai hati.
Kata
guruku lagi: Jika berkenan aku yang kan menjadi guntur bagi telinga, petir bagi
matanya dan cambuk bagi punggungnya.
...............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar