Sabtu, 03 Mei 2014

TERIMA KASIH GURUKU



TERIMA KASIH GURUKU

Guru tercintaku telah berlelah mengosongkan tempayan hati dan mengisi kembali dengan tumpahan kedekatan dan berlimpah kecintaan.

Sayang akal tak mampu menyingkap dan mengungkap nilai kandungannya, andaipun mampu tak bersesuai dengan yang dimaksud, andaipun bisa hanya sedebu misteri yang tersibak.

Padahal sebelum kata terucap dia mengetahui lebih dalam mendudukkan pemahaman dan tanpa diminta dia pasti memberi banyak bagaimana bermukim nyaman disana.

Sayang kecintaanku tak sebanding dengan kecintaannya. Aku mencintainya bersarat dan berbatas. Belio mencintaiku tanpa sarat dan tanpa batas.

Anehnya lidahku terlalu kaku sekedar berkata: Guru aku belum mampu berjalan sendiri. Aku butuh tongkatmu. Aku berserah di hadapmu


Padahal diujung penantian guru menyimpan jawaban indah: Ketaksanggupanmu menujuku adalah awal aku mendatangimu. Mendekatlah padaku dengan melenyapkan jiwamu kedalam jiwaku. Melaluiku, engkau akan sampai pada nabimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar