MENGASA 7
Jangan sumbat telingamu! Dia menyeru
lewat lewat lidah muadzin dan merebahkan diriNya padanya. Akulah lidah yang
menyeru dan akulah seruan itu.
Jangan sumbat telingamu! Terlalu banyak
engkau mencipta berhala, sangat banyak hingga dia berbatu-batu. Berserah padanya,
biarkan seruannya serupa godam membelah dan meremuk.
Tak tersadarkah engkau adalah
tumpahan merinduNya, curahan mencintaNya. Engkau permata bagi mataNya. Dia
berharap engkau memandang dirimu sebagaimana dia memandangmu.
Dan aku menangis, menangis dan terus
menangis. Tak terhitung butiran yang menghujan, banyak, sangat banyak bahkan.
Jangan sumbat telingamu! Saatnya melampoi
ruang tak terbatas yang meruang di dinding sempit. Saatnya mewadahi waktu yang
tak berhingga yang mewaktu di wadah kecil kita.
Semoga niat ini terlaksana. Allohi akbar...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar