Minggu, 11 Mei 2014

MENGASA 7



MENGASA 7

Jangan sumbat telingamu! Dia menyeru lewat lewat lidah muadzin dan merebahkan diriNya padanya. Akulah lidah yang menyeru dan akulah seruan itu.

Jangan sumbat telingamu! Terlalu banyak engkau mencipta berhala, sangat banyak hingga dia berbatu-batu. Berserah padanya, biarkan seruannya serupa godam membelah dan meremuk.

Tak tersadarkah engkau adalah tumpahan merinduNya, curahan mencintaNya. Engkau permata bagi mataNya. Dia berharap engkau memandang dirimu sebagaimana dia memandangmu.

Dan aku menangis, menangis dan terus menangis. Tak terhitung butiran yang menghujan, banyak, sangat banyak bahkan.

Jangan sumbat telingamu! Saatnya melampoi ruang tak terbatas yang meruang di dinding sempit. Saatnya mewadahi waktu yang tak berhingga yang mewaktu di wadah kecil kita.

Semoga niat ini terlaksana. Allohi akbar...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar