BUN,
MAAFKAN...!
Maafkan
anakmu bun, tak kutahu kandungan rahasia cintamu yang engkau sembunyikan di
tempayan hati, meski seberapa keras akalku melukis, meski seberapa berupaya lidah
mengungkap, tetap dia berdiam dalam kesunyian.
Kataku
memohon: Jangan biarkan anakmu meraba tanpa menyentuhmu bun. Jangan biarkan
anakmu melihat tanpa memandangnya bun. Buka rahasiamu...!
Kata
bundaku: Tak mungkin aku memuntahkan isi tempayanku karna ku tahu wadahmu
terlalu kecil untuk isiku. Bertanyalah pada gurumu...!
Kata
guruku: Hatimu serupa cermin dan hatinya dapat terpandang melaluimu beserta
rahasia di dalamnya. Kilapkan cerminmu dari semua keruh...!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar