Kamis, 22 Mei 2014

DUHAI PUTRIKU 17


DUHAI PUTRIKU 17

Duhai putriku, ayah mendengar kemarin engkau bercanda dengan teman senda guraumu. Ayah mendengar perbincangan yang menyelisih kata hati, perkataan yang bersalah dengan tempat kearifan.

Duhai putriku, konsep tiada beradab tak bermoral engkau kagum sepenuh kekaguman bagai hausnya sidahaga sementara nilai keilahian yang harus di sanjung melebihi apapun dan di perjuang tegaknya, engkau siakan bagai barang rongsokan yang mesti di buang.

Duhai putriku, tahukah kedudukanmu di hati ayah bundamu? Engkaulah mawar mekar di taman hati, dimana engkaulah tumpuan pandangan, curahan kerinduan, tumpahan kecintaan.


Ah, kurasa engkau belum mengerti perkataan ini karna engkau masih 9 tahun. Maaf ayah membebanimu sesuatu yang belum engkau mengerti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar