DUHAI PUTRIKU 17
Duhai putriku, ayah
mendengar kemarin engkau bercanda dengan teman senda guraumu. Ayah mendengar
perbincangan yang menyelisih kata hati, perkataan yang bersalah dengan tempat
kearifan.
Duhai putriku, konsep
tiada beradab tak bermoral engkau kagum sepenuh kekaguman bagai hausnya
sidahaga sementara nilai keilahian yang harus di sanjung melebihi apapun dan di
perjuang tegaknya, engkau siakan bagai barang rongsokan yang mesti di buang.
Duhai putriku, tahukah
kedudukanmu di hati ayah bundamu? Engkaulah mawar mekar di taman hati, dimana
engkaulah tumpuan pandangan, curahan kerinduan, tumpahan kecintaan.
Ah, kurasa engkau
belum mengerti perkataan ini karna engkau masih 9 tahun. Maaf ayah membebanimu
sesuatu yang belum engkau mengerti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar