Minggu, 04 Mei 2014

SEBINGKAI CERMIN KOSONG

SEBINGKAI CERMIN KOSONG

Kataku pada cermin: Engkau tumpuan pandanganku, tumpahan kerinduanku, bernyatanya cintaku. Beningkan dari semua jelaga hitam meski setitik, dia akan mengotorimu.

Dan sang cermin mulai tercerahkan. Dia bersibuk berbenah. Dia mulai menyuka kesucian dan membenci kekeruhan. Dia makin bening.

Kataku pada cermin: Melaluimu aku bisa memandang diriku dan aku terselamatkan dari diriku.

Kata hatiku: Hanya engkau yang mampu melukis tempayanku di mana aku merahasia di dalamnya, beserta apa yang terkandung di dalamnya. Tidak juga akalku apalagi mulutku. Pabila mulut mengungkap dan menggiurkanmu, abaikan saja karna itu muncul dari kedustaan.

Cermin kian bersinar dan gambar yang terlukis didalam cermin berangsur menghilang. Yang tertinggal hanya sebingkai cermin kosong.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar