SEBINGKAI
CERMIN KOSONG
Kataku pada
cermin: Engkau tumpuan pandanganku, tumpahan kerinduanku, bernyatanya cintaku.
Beningkan dari semua jelaga hitam meski setitik, dia akan mengotorimu.
Dan sang
cermin mulai tercerahkan. Dia bersibuk berbenah. Dia mulai menyuka kesucian dan
membenci kekeruhan. Dia makin bening.
Kataku pada
cermin: Melaluimu aku bisa memandang diriku dan aku terselamatkan dari diriku.
Kata hatiku: Hanya
engkau yang mampu melukis tempayanku di mana aku merahasia di dalamnya, beserta
apa yang terkandung di dalamnya. Tidak juga akalku apalagi mulutku. Pabila mulut
mengungkap dan menggiurkanmu, abaikan saja karna itu muncul dari kedustaan.
Cermin kian
bersinar dan gambar yang terlukis didalam cermin berangsur menghilang. Yang
tertinggal hanya sebingkai cermin kosong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar