Senin, 05 Mei 2014

AKU NDAK PAPA, BUNDAKU



AKU NDAK PAPA, BUNDAKU

Siangku tak seterang harapan pagi, awan-awan bersekutu menutup langitku, mendung-mendung mendinding mentariku, wajah siangku bermuram kelam.

Bundaku berbutir air mata, sayang aku tak bersigap menghapus saat apa yang ingin kusembunyikan dari hadapnya menjelas bernyata.

Kata bundaku: Nak, engkau terlahir bukan tuk bersedih dan berada di sini tidak tuk berperih. Semua kesedihan bukan milikmu. Nak, dekatilah kebahagiaanmu!

Kataku menenangkannya: Ya bundaku. Pasti kandungan cinta yang merahasia di wajah kesedihan akan tersingkap. Bukan karna aku berhasil mengungkap tapi dia sendiri yang menyingkapnya untukku. Dia lelah sembunyi.


Kataku lagi: Sesaat lagi dia meletakkan dirinya dimataku hingga yang terpandang hanya kebahagiaan. Perkataanku masihkah tak menenangkanmu bunda? Kumohon percaya pada anakmu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar