AKU
NDAK PAPA, BUNDAKU
Siangku
tak seterang harapan pagi, awan-awan bersekutu menutup langitku,
mendung-mendung mendinding mentariku, wajah siangku bermuram kelam.
Bundaku
berbutir air mata, sayang aku tak bersigap menghapus saat apa yang ingin
kusembunyikan dari hadapnya menjelas bernyata.
Kata
bundaku: Nak, engkau terlahir bukan tuk bersedih dan berada di sini tidak tuk
berperih. Semua kesedihan bukan milikmu. Nak, dekatilah kebahagiaanmu!
Kataku
menenangkannya: Ya bundaku. Pasti kandungan cinta yang merahasia di wajah
kesedihan akan tersingkap. Bukan karna aku berhasil mengungkap tapi dia sendiri
yang menyingkapnya untukku. Dia lelah sembunyi.
Kataku
lagi: Sesaat lagi dia meletakkan dirinya dimataku hingga yang terpandang hanya
kebahagiaan. Perkataanku masihkah tak menenangkanmu bunda? Kumohon percaya pada
anakmu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar