HASRAT
MENCINTA
Telinga
daun mulai samar mendengar ungkap cinta tanpa kata yang di ucap rinai hujan
atau derai angin semilir.Baginya, mereka adalah para pembencinya. Hujan membuat
menggigil kedinginan dan angin menjatuhkannya ketanah.
Kata
mereka: Kenapa tiada mampu mengurai dan menjabar cinta yang kumaksud duhai
kekasih... ungkap cintaku hanyalah sekelumit dari mampu lidahku dan sebatas bebal akal melukisnya. Keseluruhannya tersembunyi dalam mahligai hati. Aku pecintamu.
Kata
daun mengaduh: nilai cinta bukanlah sebatas yang didengar telinga tapi lebih
pada pemahaman terang dalam mengetahui maksud dan rasa yang terbit dalam
merasakan tujuan kecintaan.
Kata
mereka: Cukuplah aku yang mengenal kandungan cintaku dan biarkan hanya hatimu
yang mampu menampungnya meski akalmu tak mampu melukisnya.
Kata
daun: Hatiku belum mampu menjadi wadahmu. Hatiku belum bisa mewadahi cinta beserta
kindahan yang engkau maksud. Lalu dengan apa cintamu dapat terwadahi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar