Rabu, 30 April 2014

HARUS BERAPA HASTA LAGIKAH?



HARUS BERAPA HASTA LAGIKAH?

Apa yang merintang perjalanan sungaiku hingga lautNya tak segera bertemu. Terlihat hanya tujuan yang masih menjauh, batu penghalang yang memperlambat dan airku yang mulai kelelahan. Bosan menyergap dan putus asa nyaris membeleggu kaki.

Kata muara: Tak ada yang membuat jarak apalagi ruang yang merintang. Matamu berkabut hingga menghalangi melihat tujuanmu. Telingamu tertutupi hingga suara gemericikNya tak terdengar. Aku menunggu di ujung ketakberdayaanmu. Aku adalah tempat pertemuanmu.

Ketidaksanggupan sungaiku menuju muaraku apalagi bersatu dengan lautan membuat dia merendah, tak ada lagi ucap bersuara lautan atau kehendak mensejajarkan diri dengan muara apalagi lautan.


Ya...harus berapa hasta lagikah untuk mengetahui manusia adalah lemah dan hajat akan tongkat penuntun dan tempat bersandar?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar