Sabtu, 03 Mei 2014

TERLELAH



TERLELAH

Hidungmu terus mengendus keharuman tak terlihat tapi terbaca mudah dari mana dia bermula, sayang  engkau terus mengikut jejak wanginya pergi bukan dari mana dia bermula. Akhirnya wangi itu menghilang dari penciuman.

Kata keharuman: Aku tak kan terpisah dari bungaku sebagaimana takkan terpisahnya gula dari kemanisan. Telusur jejakku yang tertinggal.

Aneh, engkau terlihat berjalan bahkan berlari cepat  tapi tidak kemana, terlihat bersibuk tapi berjalan di tempat. Kulihat engkau terlelah.

Kata keharuman: Jangan bawa keinginan dan nafsu dalam tiap penciuman, itulah ketersesatan berawal dan ketergelinciran bermula. Tak mungkin engkau sampai besertanya atau berkendara dengannya.

Katamu: Ya, aku terlelah. Dan aku menyerah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar