AKU ADALAH PASIR YANG
ENGKAU INJAK
Aku adalah pasir yang engkau injak di
padang kembaramu, terlihat dalam menggurat indah. Aku mengaduh agar engkau
mendengar dan melihat ke belakang, sayang engkau terus berjalan.
Aduhanku kian kencang saat engkau
lupa membaca guratanmu. Aku takut angin akan hempaskan ke belakang atau badai
akan memaku kakimu. Akhirnya engkau diam
dan terjatuh juga.
Kataku: Lihat guratanmu. Dari sanalah
hendaknya bercermin. Aku tak mampu menjaganya lama karna badai akan hilangkan
cepat. Begitulah hukum kesunyian. Dia muncul dari ketersembunyian tuk bernyata, setelah mengada, kembali menuju ketiadaan.
Aku adalah pasir yang engkau injak dan di abai. Pun aku adalah guratan yang tak sempat engkau baca dan di lupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar