MELAPAR
Mataku teriak kehausan: Aku terus
merindu kindahan. Dimana pemuas dahagaku?
Telingaku menjerit lapar: Aku terus
merindu kemerduan. Kemana mencari kekenyanganku?
Hatiku terus merintih menangis: Aku terus
merindu tujuanku. Dimana tempat menujuku?
Hari-hari menawari bunga harapan.
Katanya: Jangan menanti disini. Melangkah meski langkah lemah dan hirup wanginya
yang di terbang angin semilir.
Ruangpun memberi nyala terang,
katanya: Dia sungguh nyata. Tempatkan dia di kedalaman hati.
Aku melihat mesin kosmis berjalan
pasti, roda gigi dan piston terlihat presisi. Ah...aku yang menungganginya atau
akukah yang ditungganginya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar