Selasa, 29 April 2014

MELAPAR



MELAPAR

Mataku teriak kehausan: Aku terus merindu kindahan. Dimana pemuas dahagaku?

Telingaku menjerit lapar: Aku terus merindu kemerduan. Kemana mencari kekenyanganku?

 Hatiku terus merintih menangis: Aku terus merindu tujuanku. Dimana tempat menujuku?

Hari-hari menawari bunga harapan. Katanya: Jangan menanti disini. Melangkah meski langkah lemah dan hirup wanginya yang di terbang angin semilir.

Ruangpun memberi nyala terang, katanya: Dia sungguh nyata. Tempatkan dia di kedalaman hati.


Aku melihat mesin kosmis berjalan pasti, roda gigi dan piston terlihat presisi. Ah...aku yang menungganginya atau akukah yang ditungganginya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar