Rabu, 09 April 2014

HARAPAN PALSU PARA PEMBUAL



HARAPAN PALSU PARA PEMBUAL

Aku melihat dengan mataku dinegeriku tercinta banyak yang lihai bicara tentang sastra bahkan mahir berdebat  tapi sayang mereka jarang berkarya.

Aku melihat dalam mimpiku dinegeri sana mereka sibuk menulis, terus menulis.  Anehnya mereka menulis bukan tentang apa yang diketahui tapi tentang apa yang dirasa, bukan tentang lintasan isi kepala tapi gerak-gerik hati sesuatu yang tak dijangkau nalar.

Aku melihat dengan mataku dinegeriku orang sibuk memuja wadah cawan, menggosoknya hingga menkilap bahkan melapisinya dengan emas 24 karat. Disini aku hanya menemukan para pengupas kulit bukan para penikmat rasa.

Aku melihat dalam mimpiku dinegeri sana, orang melupakan cawan karna satu cawan dapat mewakili ribuan cawan diluar sana sebagaimana setetes air dapat mewakili isi samudra, tapi masing-masing cawan boleh berbeda isi dan sah saja berbeda rasa.  Mereka semakin hilang kediriannya tapi dinegeriku kedirian mereka semakin kuat, ego semakin mentirani.

Aku ingin negeri yang sering kulihat dalam mimpiku adalah negeri yang kulihat dengan mataku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar