HARAPAN PALSU PARA
PEMBUAL
Aku melihat dengan mataku dinegeriku
tercinta banyak yang lihai bicara tentang sastra bahkan mahir berdebat tapi sayang mereka jarang berkarya.
Aku melihat dalam mimpiku dinegeri
sana mereka sibuk menulis, terus menulis.
Anehnya mereka menulis bukan tentang apa yang diketahui tapi tentang apa
yang dirasa, bukan tentang lintasan isi kepala tapi gerak-gerik hati sesuatu
yang tak dijangkau nalar.
Aku melihat dengan mataku dinegeriku
orang sibuk memuja wadah cawan, menggosoknya hingga menkilap bahkan melapisinya
dengan emas 24 karat. Disini aku hanya menemukan para pengupas kulit bukan para
penikmat rasa.
Aku melihat dalam mimpiku dinegeri
sana, orang melupakan cawan karna satu cawan dapat mewakili ribuan cawan diluar
sana sebagaimana setetes air dapat mewakili isi samudra, tapi masing-masing
cawan boleh berbeda isi dan sah saja berbeda rasa. Mereka semakin hilang kediriannya tapi
dinegeriku kedirian mereka semakin kuat, ego semakin mentirani.
Aku ingin negeri yang sering kulihat
dalam mimpiku adalah negeri yang kulihat dengan mataku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar