MAAF SAHABAT, AKU
MERAGU
Dengan berapi engkau katakan misteri
hidup berhasil di singkap, bukit-bukit pendakian telah di lewati, bakti yang
telah di persembahkan, benih kasih yang telah di tebar dan sekian pencapaian
rasamu yang membuat sekian banyak terkagum dan memuji.
Tapi aneh, saat apa yang diucap setinggi
gunung menuntut bukti, bersikap tidak
lebih dari gundukan tanah. Saat berkata seluas lautan, saat bertindak seluas
kolam. Jauh panggang dari api.
Maaf sahabat, aku mulai meragu. Kehormatan
tersemat tak layak engkau terima. Jangan sembunyi di balik jubah putih dan
bermahkota para suci, jika dia hanya menirai kebusukan yang ingin
disembunyikan.
Maaf sahabat, aku meragu dan
menjauhimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar