Selasa, 29 April 2014

MAAF SAHABAT, AKU MERAGU



MAAF SAHABAT, AKU MERAGU

Dengan berapi engkau katakan misteri hidup berhasil di singkap, bukit-bukit pendakian telah di lewati, bakti yang telah di persembahkan, benih kasih yang telah di tebar dan sekian pencapaian rasamu yang membuat sekian banyak terkagum dan memuji.

Tapi aneh, saat apa yang diucap setinggi gunung  menuntut bukti, bersikap tidak lebih dari gundukan tanah. Saat berkata seluas lautan, saat bertindak seluas kolam. Jauh panggang dari api.

Maaf sahabat, aku mulai meragu. Kehormatan tersemat tak layak engkau terima. Jangan sembunyi di balik jubah putih dan bermahkota para suci, jika dia hanya menirai kebusukan yang ingin disembunyikan.


Maaf sahabat, aku meragu dan menjauhimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar