RACUN BAGIMU OBAT
BAGINYA
Aku melihat dengan mataku sorang
pawang bermain dengan ularnya, berbicara dan
dia mendengar, memerintah dan dia menurut, keganasan telah tertundukkan,
yang terlihat hanya sibudak yang patuh.
Pengerumun menikmati.
Kata pawang: Siapa yang berkenan
menyentuh? Dia telah jinak. Atau siapa bernyali silakan memegang? Dia tak
menggigit lagi, andai dia mengigit, gigitannya tak beracun. Pun ada aku disini.
Jiwa penasaranku mulai menarik
langkah untuk mendekat sekedar menyentuh bahkan memegang. Tapi jiwa tinggiku
melarang: Jangan samakan, dia telah penemu dan engkau masih pencari. Gigitannya
mematikanmu tapi baginya menyehatkan, racun bagimu obat baginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar