DUHAI NABIKU, AKU TAK
BISA MENIRUMU MESKI SETITIK DEBU SEKALIPUN
Kabar itu telah lama terdengar,
tetesannya telah mengendap lama di dasar kepala. Sayang, aku bukan tiram yang
tetesan airnya menciptakan mutiara gemerlap.
Kukatakan pada telinga hati: muhamad
memilih menjadi nabi dan hamba bukan nabi dan raja saat malaekat memberi
pilihan.
Ah...andai aku. Sayang...pribadi
bijak yang memilih....
Malaekat menawari lag: Andai engkau
mau akan aku ubah gunung uhud menjadi emas dan kerikil-kerikil mekah menjadi
permata.
Ah..andai aku. Sayang...pribadi
bersahaja yang memilih...
Kata nabi: aku memilih sehari kenyang dan pada saat itu aku bersukur dan
memujiNya dan aku memlih sehari lapar dan pada saat itu aku merendah dan
bersabar.
Kata lidah hatiku: Aku tidak bisa menirumu...bahkan
setitik debu yang mudah diterbang angin sekalipun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar