Senin, 28 April 2014

DUHAI NABIKU, AKU TAK BISA MENIRUMU MESKI SETITIK DEBU SEKALIPUN



DUHAI NABIKU, AKU TAK BISA MENIRUMU MESKI SETITIK DEBU SEKALIPUN

Kabar itu telah lama terdengar, tetesannya telah mengendap lama di dasar kepala. Sayang, aku bukan tiram yang tetesan airnya menciptakan mutiara gemerlap.

Kukatakan pada telinga hati: muhamad memilih menjadi nabi dan hamba bukan nabi dan raja saat malaekat memberi pilihan.

Ah...andai aku. Sayang...pribadi bijak yang memilih....

Malaekat menawari lag: Andai engkau mau akan aku ubah gunung uhud menjadi emas dan kerikil-kerikil mekah menjadi permata.

Ah..andai aku. Sayang...pribadi bersahaja yang memilih...

Kata nabi: aku memilih sehari  kenyang dan pada saat itu aku bersukur dan memujiNya dan aku memlih sehari lapar dan pada saat itu aku merendah dan bersabar.


Kata lidah hatiku: Aku tidak bisa menirumu...bahkan setitik debu yang mudah diterbang angin sekalipun. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar