Kamis, 24 April 2014

DARI SHOD MENUJU SIN



DARI SHOD MENUJU SIN

Aku melihat langit muram dan bersedih, bintang tak lagi benderang, rembulan tak lagi bercahaya. Rinai hujan dan badai kencang tak lagi menenangkan hati.

Shoderku kian terengah mengejar sidroh tertinggi, dari kerendahanku dari kejauhanku telihat jelas menanti. Hati kian terpasung birahi bukan lagi cinta mendesak, kaki terbelenggu oleh beban yang tak ingin melepas dan mata tertabur debu yang berkilau.

Aku tak lagi meneguhkan maqomku tak lagi setia akan ahwalku, bagaimana mushahadah tidak dangkal, ma’rifat tidak rendah?


Aku merasa shoderku memburu berlari cepat dan  melihat sidrohku menunggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar