Kamis, 17 April 2014

SANG LEBAH, DIANTARA MADU DAN SENGAT



SANG LEBAH, DIANTARA MADU DAN SENGAT

Aku berlari menuju goa sembunyiku ketika aku tak berdaya jadi pembelamu, saat engkau berjalan ditengah keramaian dan para tetua masayarakat menghujatmu: lihat, silebah telah keluar dari sarangnya. Siapa lagi yang akan disengatnya?

Padahal kutahu pasti, dia lebah penghasil madu unggul. Bagaimana wajah kehidupan tanpa madu kemanisan terkecap? Bagi yang terlatih merubah racun menjadi obat, kehadiran madu kurang berarti tapi bagaimana yang belum bisa temukan kemanisan dibalik empedu kehidupan?

Murah hatinya persilahkan tiap jiwa mencicipi bahkan mereguk sampai puas. Kehadirannya menjadi surga bagi sekitar. Sayang keserakahan menghujani mereka dan merubah madu menjadi racun mematikan, mengubah surga yang melegakan menjadi neraka yang menyesakkan dada.

Untuk mengingatkan mereka, sang lebah menjadi penyengat kejam. Karna sengatannya musuh lembut menyelinap halus.


Diujung keremangan senja sang lebah kembali kesarang sembari berbisik: aku mengenalkan madu dan memberi surga sebagai tempat bernyataku. Temukan tiadaku yang abadi dalam madu dan surga di kerajaan jiwa. Itulah yang kan tenangkan jiwa dan hilangkan serakahmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar