Rabu, 30 April 2014

AKU YANG MERINDU TEMPAT ITU



AKU YANG MERINDU TEMPAT ITU

Aku merindumu duhai guru mursidku, aku mengingat dengan sepenuh kerinduan, mengulang mengingat dan mengulangnya agar kejelasan tak  tertitai atau takut ada penggalan terlupa dan menghilang.

Kata sang guru: Jangan lewati jalan itu andai engkau memaksa juga berjalanlah dengan matamu. Sayang  telinga hati tersumbat, aku susuri dengan mata terintang, karna jalan itu licin aku terpeleset, karna jalan itu penuh lubang aku terjatuh, karna jalan itu penuh ranjau dan aku binasa.

Kata sang guru: Ikuti jalan setapakku dengan susuri jejak tertinggal, jika angin menghilangkannya ikuti bayanganku. Di mula jalanmu bayanganku memanjang tapi ketika hampir sampai bayanganku mengecil dan menghilang, itu pertanda engkau telah sampai padaku.

Dan aku menangis ketika bayanganmu kian menebal dan memanjang dan sekelilingku kian bersinar terang...ya aku kian menjauh dari dekatmu...kian membelakangi dari sampaimu...

Dan aku mengingat dengan jelas: jika engkau telah sampai padaku, akan kubangun tempat tertinggi di hatimu yang dengannya engkau dapat memandang seluruh penjuru dengan mudah tanpa penghalang dan bermukimlah disana karna tiada pandangan yang lebih terang kecuali terbit dari pandangannya. 

Aku merindu tempat itu saat ini duhai guru mursyiku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar