AKU YANG MERINDU TEMPAT
ITU
Aku merindumu duhai guru mursidku,
aku mengingat dengan sepenuh kerinduan, mengulang mengingat dan mengulangnya
agar kejelasan tak tertitai atau takut
ada penggalan terlupa dan menghilang.
Kata sang guru: Jangan lewati jalan
itu andai engkau memaksa juga berjalanlah dengan matamu. Sayang telinga hati tersumbat, aku susuri dengan mata
terintang, karna jalan itu licin aku terpeleset, karna jalan itu penuh lubang
aku terjatuh, karna jalan itu penuh ranjau dan aku binasa.
Kata sang guru: Ikuti jalan setapakku
dengan susuri jejak tertinggal, jika angin menghilangkannya ikuti bayanganku. Di
mula jalanmu bayanganku memanjang tapi ketika hampir sampai bayanganku mengecil
dan menghilang, itu pertanda engkau telah sampai padaku.
Dan aku menangis ketika bayanganmu
kian menebal dan memanjang dan sekelilingku kian bersinar terang...ya aku kian
menjauh dari dekatmu...kian membelakangi dari sampaimu...
Dan aku mengingat dengan jelas: jika
engkau telah sampai padaku, akan kubangun tempat tertinggi di hatimu yang
dengannya engkau dapat memandang seluruh penjuru dengan mudah tanpa penghalang
dan bermukimlah disana karna tiada pandangan yang lebih terang kecuali terbit dari pandangannya.
Aku merindu tempat itu saat ini duhai
guru mursyiku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar